Sabtu, 30 Agustus 2014

Budidaya Pala


Pala ( Myristica fragrans Houtt)  merupakan tanaman daerah tropik yang memiliki 200 species, dan seluruhnya tersebar di daerah tropis. Dalam keadaan pertumbuhan yang normal, tanaman pala memiliki mahkota yang rindang, dengan tinggi batang 10 - 18 m. Mahkota pohonnya meruncing keatas, dengan bahagian paling atasnya agak bulat serta ditumbuhi daunan yang rapat. Daunnya berwarna hijau mengkilat, panjangnya 5 - 15 cm, lebar 3- 7 cm dengan panjang tangkai daun 0,7 -1,5 cm.

Tanaman pala termasuk golongan tanaman berjenis kelamin tunggal,meskipun terdapat pula tanaman berjenis kelamin ganda. Berumah dua, yangmemiliki perbedaan yang jelas antara pohon betina dan pohon jantan.Tanaman pala betina di tandai dengan pertumbuhan cabangnya secarahorizontal (mendatar), sedangkan tanaman pala jantan di tandai dengan cabang-cabangnya yang mengarah ke atas membuat sudut lancip dengan batangnya. Di samping tanaman pala jantan dan betina, terdapat pula yang campuran dimana tanaman jantan akan dapat menghasilkan bunga betina,tetapi jarang terjadi tanaman betina berbunga jantan.Tanaman pala memiliki buah berbentuk bulat, berwarna hijau kekuning-kuningan buah ini apabila masak terbelah dua. Garis tengah buah berkisar antara 3 -9 cm, daging buahnya tebal dan asam rasanya. Biji berbentuk lonjong sampai bulat,panjangnya berkisar antara 1,5 - 4,5 cm dengan lebar 1- 2,5 cm. Kulit biji berwarna coklat dan mengkilat pada bagian luarnya. Kernel biji berwarna keputih-putihan, sedangkan fulinya berwarna merah gelap dan kadang-kadang putih kekuning-kuningan dan membungkus biji menyerupai jala.

Penanaman bibit dilakukan pada awal musim hujan. Hal ini untuk mencegah agar bibit tanaman tidak mati karena kekeringan, bibit tanaman yang berasal dari biji dan sudah mempunyai 3–5 batang cabang biasanya sudah mampu beradaptasi dengan kondisi lingkungan sehingga pertumbuhannya dapat baik.





SYARAT-SYARAT TUMBUH
Tinggi Tempat
Tanaman pala, dapat tumbuh baik pada ketinggian 0 - 700 meter di atas permukaan laut.
Tanah
Untuk dapat tumbuh baik, memerlukan :
               A.    Lapisan atas top soil cukup dalam.
               B.     Cukup tersedia unsur hara.-
               C.     Drainasenya baik.
               D.    Udara dalam tanah cukup tersedia.

Tanaman pala juga akan tumbuh baik pada tanah yang berstruktur pasir sampai lempung dengan kandungan bahan organik tinggi. Pada tanah-tanah yang miskin, tanaman Pala juga dapat tumbuh baik apabila di imbangi dengan pemupukan dan perawatan yang baik.
 

Penanaman yang berasal dari biji
Penanaman yang berasal dari biji dilakukan dengan cara sebagai berikut:
1    polybag (kantong pelastik) di lepaskan terlebih dahulu.
2    bibit dimasukkan kedalam lubang tanam dan permukaan tanah pada lubang tanam tersebut           dibuat sedikit dibawah permukaan lahan kebun.
3    Setelah bibit-bibit tersebut ditanam, kemudian lubang tanam tersebut disiram dengan air supaya media tumbuh dalam lubang menjadi basah.
Penanaman bibit pala yang berasal dari cangkok
Bila bibit pala yang berasal dari cangkok, maka sebelum ditanam daun-daunnya harus dikurangi terlebih dahulu untuk mencegah penguapan yang cepat. Lubang tanam untuk bibit pala yang berasal dari cangkang perlu dibuat lebih dalam. Hal ini dimaksudkan agar setelah dewasa tanaman tersebut tidak roboh karena sistem akaran dari bibit cangkokan tidak memiliki akar tunggang. Setelah bibit di tanam, lubang tanam harus segera disiram supaya media tumbuhan menjadi basah.

Penanaman bibit pala yang berasal dari enten dan okulasi
Penanaman bibit pala yang berasal dari enten dan okulasi dapat dilakukan seperti menanam bibit-bibit pala yang berasal dari biji. Lubang tanaman perlu dipersiapkan satu bulan sebelum bibit ditanam. Hal ini bertujuan agar tanah dalam lubangan menjadi dayung (tidak asam), terutama jika pembuatannya pada musim hujan, lubang tanam dibuat dengan ukuran 60 x 60 x 60 cm untuk jenis tanah ringan dan ukuran 80x80x80 cm untuk jenis tanah liat.

Dalam menggali lubang tanam, lapisan tanah bagian atas harus dipisahkan dengan lapisan tanah bagian bawah, sebab kedua lapisan tanah ini mengandung unsur yang berbeda. Setelah beberapa waktu, tanah galian bagian bawah di masukkan lebih dahulu, kemudian menyusul tanah galian bagian atas yang telah dicampur dengan pupuk kandang secukupnya.
Jarak tanam yang baik untuk tanaman pala adalah:
 Pada lahan datar adalah 9x10 m.
 Pada lahan bergelombang adalah 9x9 m.
PEMELIHARAAN
Untuk mencapai hasil yang maksimal dari tanaman yang diusahakan, makapemeliharaan merupakan salah satu faktor yang harus diperhatikan, antaralain dalam hal:- Pohon pelindung, tanaman muda umumnya kurang tahan terhadap panassinar matahari. Oleh karena itu untuk menghindari kerusakan tanaman, perludipersiapkan pohon pelindung yang cukup. Setelah tanaman bertambahbesar, pohon pelindung dapat diperpanjang.- Penyulaman, bibit yang mati atau tidak normal pertumbuhannya harussegera diganti.- Penyiangan, ini harus dilakukan secara teratur, untuk menghindaripersaingan dalam pengambilan unsur hara antara tanaman pala denganrumput atau tumbuhan pengganggu lainnya. Penyiangan ini bisa dimulai 2- 3 bulan setelah penanaman, pucuk dan daun-daun baru telah mulai tumbuh(ini berarti pertumbuhan tanaman telah cukup kuat).- Pemupukan, penambahan unsur hara yang habis terserap oleh tanamanmutlak diperlukan. Hal ini untuk menjamin agar tanaman tumbuh dengan baikdan berproduksi tinggi.
Pupuk yang diberikan bisa pupuk organic (kompos,pupuk kandang) dan atau pupuk anorganik (urea, ZA, TSP, KCL, NPK dll).Jenis dan dosisnya disesuaikan dengan kondisi tanaman atau mintalahpetunjuk pada PPL setempat. Cara pemupukannya dibenamkan dalam paritsedalam 2 - 10 cm, melingkari batang tanaman (selebar kanopi).- Pengendalian tanaman pengganggu/gulma, hampir disetiap kebun adagulma yang jika dibiarkan sangat merugikan. Oleh karenanyapertumbuhannya harus dikendalikan. Penggunaan herbisida bisa dilakukan, namun efisiensinya perlu diperhitungkan. Karena rekomendasi penggunaanherbisida (jenis dan dosisnya) di setiap daerah mungkin berbeda, maka untuklebih jelasnya hubungi petugas PPL setempat.
PANEN
Tanaman pala mulai berbuah pada umur 7 tahun, dan pada umur 10 tahunsudah berproduksi secara menguntungkan. Produksinya akan terusmeningkat dan pada umur 25 tahun mencapai produksi tertinggi. Hal iniberlangsung terus sampai tanaman berumur 60 - 70 tahun.  Dalam setahun tanaman pala dapat di petik dua kali, yang setiap daerah biasanya waktunya tidak sama. Umumnya buah pala dipanen setelah cukuptua, yang di tandai dengan merekahnya buah, umurnya + 6 bulan sejakberbunga.Cara pemetikannya bisa dengan galah yang ujungnya diberi keranjang, ataulangsung memanjat pohon untuk memungut dan memilih buah yang betul-betul tua. Buah yang telah dipetik, segera diperlakukan sesuai keperluannya,hal ini untuk menghindari serangan hama dan penyakit.
Dalam setiap tahun, panen pala dilakukan 2 periode, dimana setiap daerahwaktu pemetikannya tidak sama. Di daerah Fak-Fak misalnya, mengenal 3musim pemetikan yaitu musim barat, musim matahari (kemarau) dan musimTimur.a. Musim Barat : dimulai pada daerah pantai ( + bulan Oktober), dua bulankemudian didaerah pegunungan. Biasanya buah-buah yang dipetik padamusim barat ini Kualitasnya baik.b. Musim Timur : didaerah pantai dimulai bulan Maret, sedang didaerahpegunungan dimulai bulan Juni. Buah yang dipanen pada musim ini kwalitaspala dan fulinya lebih rendah, dibandingkan yang di panen pada musim barat.c. Musim Matahari : adalah musim pemetikan tambahan yang dilakukan diluar musim barat dan musim timur.

PENGOLAHAN
Agar diperoleh mutu hasil yang baik, maka perlu dipetik buah yang benar-benar tua/telah membelah. Buah pala yang telah jatuh ke tanah atau bekasdimakan burung, umumnya merupakan buah yang tua juga, tetapi hasilfulinya tidak dapat diharapkan.
Urut-urutan bagian buah pala dari luar ke dalam terdiri atas:
1    Kulit buah.
2     Daging buah.
3     Fuli (arillus).
4     Kulit biji (cangkang).
5     Biji.
PENGOLAHAN PALA DAN FULI
       A.    Pemisahan biji dari daging buah.
       B.      Pelepasan fuli dari bijinya yang dilakukan dengan hati-hati, dari ujung kearah pangkal, agar diperoleh fuli yang utuh sehingga bermutu tinggi.
       C.     Pengeringan antara pala dan fuli dilakukan secara terpisah.- Pengeringan biji tidak boleh melebihi suhu 45ºC, karena akan diperoleh bijipala yang berkualitas rendah disebabkan mencairnya kandungan lemak, bijikeriput dan berbentuk remah dan aroma biji akan banyak berkurang.- Pengeringan dapat dilakukan dengan penjemuran atau pengasapan.- Pengasapan dilakukan dirumah asap, pada suhu ruangan 35º - 40º C,dilakukan terus menerus selama 10 - 15 hari sampai kadar air biji menjadi 8-10%- Pengeringan fuli lebih sederhana, full disebar di atas tampi/nyiru dan di jemur dibawah sinar matahari sampai kadar airnya menjadi 10 -12%.
      D.    Pemisahan biji pala dari cangkangnya.Penyimpanan biji pala kering biasanya masih bercangkang (untukmelindungi dari hama dan penyakit). Cangkang ini dapat dipecah denganmesin pemecah pala atau dipukul dengan pemukul kayu, luka pada biji akanmenurunkan Kualitasnya.
      E.    Fumigasi (pengendalian hama dan penyakit dengan menggunakan gasracun). Untuk biji pala dilakukan 2 kali, yaitu setelah biji dipisahkan daricangkangnya dan setelah pengepakan dalam karung menjelang dieksport.Untuk fuli juga difumigasi 2 kali, yaitu sebelum dilakukan sortasi dansetelah pengepakan menjelang dieksport.
      F.    Sortasi biji pala dilakukan menurut: ukuran, warna, keriput/tidak, pecan-basah-lubang/tidak. Pada garis besarnya dibedakan 3 kwalitas biji pala, yangmasing-masing dapat dipisahkan atas beberapa sub kualitas.Kualitas I terkenal dengan kualitas ABCD, berasal dari buah petik yang cukuptua dan permukaan biji licin.Kualitas II atau rimple atau SS, permukaan bijinya berkeriput karena berasaldari buah yang belum cukup tua atau karena mengalami pemanasan lebihdari 45º C.Kualitas III atau BWP (Broken, Warmy, Punky) berasal dari buah yang kurangtua yang dipungut dari tanah, buah yang kurang tua atau buah yangmengalami kerusakan dalam pengolahan.Kualitas ABCD masih dapat dipisahkan atas sub kualitas A, B, C dan Ddengan menggunakan saringan kayu yang mempunyai lubang dengandiameter tertentu. Kualitas rimple/SS, berdasarkan besar kecilnya masihdapat dipisahkan atas sub kualitas R/A dan R/E. Sedang kualitas BWP dapatdibagi atas sub kualitas BWP I dan BWP II.Sortasi biji pala ini dilakukan dengan tangan, dan untuk memperbaiki kualitasumumnya dilakukan berulang kali. Sortasi fuli, dilakukan denganmenggunakan ayakan kawat dan pemilihan dengan tangan. Setelah fulidijemur dan mengalami proses fumigasi I, kemudian disortir menjadi 2 kualitas yakni Gruis I dan Gruis II. Ke dua kualitas ini kemudian disortir lagisesuai permintaan pasar internasional menjadi sub kualitas Gruis I/Amerika,Gruis II/Amerika, Gruis I/Eropa dan Gruis II/Eropa. Selanjutnya masing-masing sub kualitas dimasukkan dalam mesin pemotong mekanis, yangnantinya akan dihasilkan fuli remah (broken). Proses selanjutnya adalahmembersihkan, menapis, mengajak, menghembus full pada waktu jatuh dariayakan sehingga diperoleh fuli siap untuk di bungkus.
PENGOLAHAN MINYAK PALA
Biji pala mengandung minyak lemak (fixed oil) sebanyak 25 - 40 % minyaklemak ini dapat diperoleh dengan cara menggiling dan memeras biji palatersebut. Apabila minyak lemak tidak dikeluarkan lebih dahulu, padapenyulingan akan ikut tersuling dan akan sulit di pisahkan dari minyakpalanya.Setelah biji pala digiling kemudian dimasukkan bejana, dan dilakukanpenyulingan selama +10 - 30 jam. Setelah disaring, minyak ditampung kedalam botol penampung yang digunakan untuk memisahkan air dari minyak,rendemen minyak yang diperoleh berkisar antara 7-16 %. Minyak pala berupacairan yang hampir tidak berwarna/kuning muda, dengan bau khas pala,apabila disimpan akan menyerap oksigen dan menjadi kental. Minyak pala inidieksport ke Singapura, Perancis, Inggris, Nederland dan Amerika Serikat.
PENGOLAHAN PALA DESTILASI (destining nutmeg)
Pengolahan pala destilasi sangat sederhana sekali, yakni buah pala yang masih muda (berumur 2 - 5 bulan) dipetik, dilepaskan daging buahnya,kemudian bijinya dijemur dipanas matahari selama 2 - 3 hari, kemudiandisortir menurut mutunya.Cara lainnya adalah dikeringkan di atas tungku api (diasap) selama ±2 hari.Di pasaran dunia terdapat 2 mutu pala destilasi yaitu :
·       Mutu I kode AZWI.
·       Mutu II kode ETEZ. Houtt yang dipetik muda.- Jenis mutu : ada 2 jenis mutu yaitu, Mutu I (AZWI), buah pala tanpa batokyang dikeringkan, umumnya berasal dari buah muda berumur 2 - 2,5 bulan.

Senin, 25 Agustus 2014

Visit Kuningan

Objek Wisata Pemandian Cibulan Kuningan - Jawa Barat

Cibulan merupakan salah satu objek wisata tertua di Kuningan. Obyek
wisata ini diresmikan pada 27 Agustus 1939 oleh Bupati Kuningan saat
itu, yaitu R.A.A. Mohamand Achmad.

Tujuh Mata Air

Di Obyek Wisata Cibulan terdapat Situs
Petilasan Prabu Siliwangi, Raja Pajajaran dan terdapat tujuh sumber mata
air, yaitu: Sumur Satu Kejayaan, Sumur Dua Kemulyaan, Sumur Tiga
Pengabulan, Sumur Empat Cirencana, Sumur Lima Cisadane, Sumur Enam
Kemudahan, Sumur Tujuh Keselamatan.

Untuk Lebih menambah informasi dapat dilihat di Video ini :


Suasana yang Masih Terlihat Alami

Objek Wisata Cibulan merupakan Obyek Wisata hutan air yang banyak
ditumbuhi pepohonan besar, tinggi dan rindang serta merupakan sumber air
yang sangat jernih yang terletak di Desa Maniskidul, Kec. Jalaksana,
atau sekitar 7KM dari Kota Kuningan.

Informasi Obyek Wisata Linggarjati Kuningan Jawa Barat

Taman Wisata Alam Linggarjati adalah salah satu objek wisata alam di Kabupaten Kuningan. Lingggarjati adalah salah satu tempat titik awal pendakian ke Gunung Ciremai.

Taman Wisata Alam Linggarjati adalah salah satu objek wisata alam di
Kabupaten Kuningan. Linggarjati adalah salah satu tempat titik awal
pendakian ke Gunung Ciremai. Kawasan hutan Linggarjati seluas 11,51 Ha.
Ditetapkan sebagai Taman Wisata Alam (TWA) berdasarkan Surat Keputusan
Menteri Pertanian Tahun 1975. Kawasan ini merupakan bagian yang terpisah
dari kawasan hutan lindung Gunung Ciremai yang ditetapkan sejak tahun
1924 oleh pemerintah Belanda. Di samping panorama alam yang indah Taman
Wisata Alam Linggarjati memiliki hawa yang sejukan segar.

Tidak jauh dari lokasi TWA ini juga terdapat bangunan yang bernilai
sejarah, yaitu gedung tempat berlangsungnya “Perjanjian Linggarjati
antara Pemerintah Indonesia dengan Pemerintah Belanda” yang mempunyai
daya tarik tersendiri. Gedung Perundingan Linggajati terletak di Desa
Linggajati, Kecamatan Cilimus, sekitar 14 kilometer dari Kota Kuningan,
Gedung yang berada di Desa Linggajati ini pernah menjadi tempat
perundingan pertama antara Republik Indonesia dengan Belanda pada
tanggal 11-13 November 1946.

Peristiwa perundingan yang berlangsung tiga hari itu ternyata merupakan
satu mata rantai sejarah yang mampu mengangkat nama sebuah bangunan
mungil di desa terpencil itu menjadi terkenal di seluruh Nusantara,
bahkan di pelbagai penjuru dunia. Bangunan itu kemudian dipugar oleh
pemerintah tahun 1976 dan dijadikan sebagai bangunan cagar budaya dan
sekaligus objek wisata sejarah.

TARIF MASUK DA FASILITAS

Pintu Masuk Gapura Harga
- Dewasa Rp. 4.000 / orang
- Anak- anak Rp. 3.500 / orang

Parkir kendaraan Harga
- Motor Rp. 4.000 / Motor
- Mobil sedan Rp. 5.000 / Mobil
- Truk / Bus Rp. 10.000 / Bus

Kolam renang Harga
- Dewasa Rp. 5.000 / orang
- Anak -anak Rp. 4.000 / orang

Sepeda Air Harga
- Dewasa /Anak 2 orang Rp. 10.000 / 15 menit

Aneka Mainan Anak- anak Harga
- Mobil koin Rp. 3.000 / anak
- Kereta Api Mini Rp. 3.000 / anak
- Kuda Putar dll Rp. 3.000 / anak

Villa / Cottage Harga
- Single Room Rp. 66.000 – Rp. 82.500.-
- Standar Room Rp. 66.000 – Rp. 110.000.-
- Familiy Room Rp. 110.000 – Rp. 165.000.-

Aula / Gedung Pertemuan Harga
- Sehari semalam Rp. 825.000.-
- ½ hari Rp. 550.000.-
- Extrabad Rp. 15.000.-

Untuk menuju ke taman rekreasi ini dapat menggunakan kendaraan pribadi
yang akan menempuh jarak 2 km dari Kecamatan Cilimus. Selain itu juga
dapat menggunakan angkutan kota dengan jurusan Cipanas-Tarogong dengan
biaya Rp. 1.000-1.500, dengan Ojek dengan harga Rp. 5000-6000.  Adapun kondisi jalan menuju kawasan linggarjati melalui Cibeureum yang sangat mengesankan pemandangannya.


Minggu, 24 Agustus 2014

Pertanian Modern

Pola HCS, Tanam Jahe dengan Cara Baru



Salah satu Video CHS untuk Pola Tanam Salah satu tanaman Hortikultura yaitu jenis Biofarmaka. Jahe Merupakan tanaman yang menjadi tumpuan harapan bagi para kelompok tani di berbagai daerah di Indonesia.....

Pengolahan Minyak Cengkeh



Pengolahan Minyak Cengkeh, 
masih tradisional,,, dengan harga jual yang tinggi pabrik minyak cengkeh ini perlu dimaksimalkan untuk proses produksinya. mulai dari On-Farm sampai Off-farm... Perlu adanya teknologi yang  lebih modern untuk meningkatkan produksinya sehingga hasilnya pun lebih maksimal...

Sistem Pembibitan Manggis untuk Distribusi

 
Pengiriman bibit manggis yang telah siap tanam (berumur 1-2 tahun) seringkali menghadapi kendala kerusakan bibit selama perjalanan karena kerusakan akar maupun berat dan voluminusnya media yang digunakan. Dalam penelitian ini dilakukan sistem pembibitan manggis dengan menggunakan dua tahap pembibitan. Tahap pertama adalah dengan menanam bibit manggis dalam plastik/polibag kecil, kemudian menanam kembali ke polibag yang lebih besar dengan harapan memudahkan memisahkan bibit saat akan transplanting di lapang. Penelitian bertujuan mengamati pertumbuhan bibit manggis yang berbeda populasinya dalam satu polibag besar dikombinasikan dengan faktor jenis media. Faktor populasi terdiri dari tiga taraf yaitu 1 , 3 dan 5 bibit per polibag besar. 
Faktor media tanam terdiri dari dua taraf yaitu media B1: kompos daun bambu+tanah+pupuk kandang (3:2:1) dan B2: pasir+tanah+pupuk kandang (3:2:1). Hasil pengamatan setelah bibit berumur 6 bulan menunjukkan tidak ada perbedaan tinggi, diameter bibit dan jumlah daun antara bibit yang ditanam di media B1 maupun B2, meskipun pada periode sebelumnya pertumbuhan bibit pada media B1 nampak lebih baik. Bobot kering akar bibit yang ditanam pada media B1 lebih baik daripada di media B2. Jumlah daun bibit dengan populasi 1 bibit per polibag lebih baik dari pada populasi 3 dan 5 bibit per polibag, namun pada bulan ke-6 tidak terjadi perbedaan tinggi dan diameter bibit antar ketiga perlakuan populasi tersebut. Hasil ini merupakan indikasi bahwa penanaman bibit sampai dengan 5 bibit per polibag dapat diterapkan dalam sistem ini.

Selasa, 19 Agustus 2014

Potensi Pala

           

Pala (Myristica fragrans) adalah tumbuhan berupa pohon yang berasal dari kepulauan Banda, Maluku. Akibat nilainya yang tinggi sebagai rempah-rempah, buah dan biji pala telah menjadi komoditi perdagangan yang penting sejak masa Romawi. Pala disebut-sebut dalam ensiklopedia karya Plinius "Si Tua". Semenjak zaman eksplorasi Eropa pala tersebar luas di daerah tropika lain seperti Mauritius dan Karibia (Pulau Grenada). Istilah pala juga dipakai untuk biji pala yang diperdagangkan.Sedangkan untuk harga minyak pala naik dari US$ 26 per menjadi US$ 60 per kilogram. Harga minyak sereh juga meningkat dari sekitar US$ 4-4,5 menjadi US$ 9-10 per kilogram.
Pala merupakan tanaman multiguna dan komoditas ekspor Indonesia nonmigas utama ini kaya akan vitamin C, kalsium, dan fosfor. Pala juga biasa digunakan sebagai obat diare, kembung, mual, serta untuk meningkatkan daya cerna dan selera makan. Dalam Untuk upaya memberikan nilai tambah kepada petani serta berdasarkan berbagai pertimbangan lain seperti tingginya permintaan pasar dunia, harga yang menjanjikan, dan peran Indonesia sebagai pemasok utama kebutuhan minyak pala dunia, sudah sepatutnya minyak pala lebih diutamakan sebagai produk ekspor Maluku. Olahan pala menjadi minyak pala merupakan peluang pangsa ekspor yang menjanjikan tentunya dengan mutu dan standar ekspor yang baik.
Menurut data pada tahun 2010, nilai ekspor rempah-rempah Indonesia mencapai 211,910  juta dolar AS.  Amerika Serikat masih menjadi tujuan eskpor tanaman rempah terbesar. Sebanyak 50 persen rempah Indonesia disalurkan ke negara Barack Obama, sisanya baru ke Uni Eropa. Ekspor rempah ke Amerika Serikat mencapai 121,177 juta dolar AS. Indonesia kaya akan keanekaragaman komoditas rempah-rempah, beberapa komoditas rempah-rempah yang diperdagangkan di pasar internasional adalah lada, pala, vanila, kayu manis, cengkeh, kapulaga, cabe dan jahe. Dari sekian banyak komoditas rempah-rempah, lada dan pala merupakan komoditas utama dalam perdagangan rempah-rempah dunia, sekaligus merupakan produk ekspor unggulan Indonesia dibandingkan dengan komoditas rempah-rempah lainnya. Bahkan pala dijuluki sebagai “King of Spices“, oleh karena merupakan produk rempah-rempah tertua dan terpenting dalam perdagangan internasional. Di dunia terdapat dua tipe minyak pala, yaitu minyak pala Indian Timur (East Indian) dan minyak pala Indian Barat (West Indian). Minyak pala Indonesia termasuk minyak pala Indian Timur. Minyak pala Indian Timur memiliki berat jenis 0,885– 0,915 g/ml dan larut dalam alkohol 90% (v/ v) dengan perbandingan 1 bagian minyak dan 3 bagian alkohol. Produk dari pala (biji, fuli dan minyak pala) telah diekspor lebih ke 30 negara. Adapun negara-negara pengimpor utama produk pala antara lain adalah Singapura, Belanda, Hongkong, Jepang, Belgia, Malaysia, Amerika Serikat, Perancis, India, Italia, Jerman, dan Thailand.