Jenis – jenis pekerjaan utama dalam proses penanaman
adalah : (a) Pembuatan larikan tanaman atau penempatan pancang, atau ajir
tanam, (b). Penanaman tanaman penutup tanah kacangan, dan (c). Penanaman Kelapa sawit.
1. Pengajiran
Pada tahap pertama dibuat rancangan larikan
(barisan) tanaman serta pancang sebagai titik tanam, dimana bibit kelapa sawit
akan ditanam. Pengajiran atau memancang adalah menentukan tempat – tempat yang
akan ditanam bibit kelapa sawit. Letak ajir (pancang) harus tepat, sehingga
terbentuk barisan ajir yang lurus dilihat dari segala arah, dan kelak setiap
individu tanaman pun akan lurus teratur serta memperoleh tempat tumbuh yang
sama luasnya. Dalam keadaan yang demikian, tanaman mempunyai peluang utnuk
tumbuh dan berkembang dalam kondisi yang tidak berbeda.
Sistem
jarak tanaman yang digunakan umumnya adalah segitiga sama sisi dengan jarak 9 m
X 9 m X 9 m. Dengan sisitem segitiga sama sisi ini, Jarak Utara-Selatan tanaman
adalah 7,82 m dan jarak antara setiap tanaman adalah 9 m. Populasi (kerapatan)
tanaman per hektar adalah 143 pohon. Penanaman kelapa sawit dapat juga
menggunakan jarak tanam 9,5 m X 9,5 m X 9,5 m dengan jarak tegak lurusnya (U-S)
8,2 m dan populasi 128 pohon per hektar. Untuk mencapai ketepatan pengajiran,
pekerjaan pengajiran harus dilaksanakan oleh pekerja yang terlatih.
2. Pembuatan Lubang Tanam
Lubang
tanam harus dibuat beberapa minggu sebelum penanaman agar tanah yang digali dan
lubang tanam mengalami pengaruh iklim sehingga
terjadi perbaikan tanah secara fisika ataupun kimia dan dapat dilakukan
pemeriksaan lubang baik ukurannya maupun jumlah per hektarnya. Pembuatan lubang
yang dilakukan pada saat tanam atau hanya 1-2 hari sebelum tanam tidak
dianjurkan.
Lubang
tanam kelapa sawit biasanya dibuat dengan ukuran 60 cm x 60 cm x 60 cm, tetapi
ada juga yang hanya berukuran 50 cm x 40 cm x 40 cm. Pada saat menggali, tanah
atas ditaruh di sebelah dan tanah bawah di sebelah selatan lubang. Ajir
ditancapkan di samping lubang dan bila lubang telah selesai dibuat, ajir
ditancapkan kembali di tengah – tengah lubang. Apabila tanaman akan ditanam
menurut garis tinggi (kontur) atau dibuat teras melingkari bukit, letak lubang
tanaman harus berada paling dekat 1,5 m dari sisi lereng. Untuk penanaman
kelapa sawit yang melingkari bukit, biasanya dibuat teras – teras terlebih dahulu,
baik teras individual maupun teras kolektif.
3. Menanam
Kegiatan
menanam terdiri dari kegiatan mempersiapkan bibit di Pembibitan utama,
Pengangkutan bibit ke lapangan, Menaruh bibit di setiap lubang, persiapan
lubang, menanam bibit pada lubang, dan pemeriksaan areal yang sudah ditanami.
4. Tanaman Penutup Tanah
Penanaman
tanaman penutup tanah biasa dilaksanakan pada perkebunan kelapa sawit. Tanaman
penutup tanah adalah tanaman kacangan (Legume
cover crops, LCC) yang ditanam untuk menutup tanah yang terbuka di antara
kelapa sawit karena belum terbentuk tajuk yang dapat menutup permukaan tanah.
Penanaman tanaman kacangan penutup tanah bertujuan untuk memperbaiki sifat –
sifat fisika, kimia dan biologi tanah, mencegah terjadinya erosi,
mempertahankan kelembaban tanah, dan menekan tumbuhan pengganggu (gulma).
Penanaman kacangan penutup tanah sebaiknya dilaksanakan segera setelah
pembukaan lahan selesai dilaksanakan.
Jenis
– jenis tanaman kacangan penutup tanah yang umum ditanam di perkebunan kelapa
sawit adalah Calopogonium caeruleum, Calopogonium mucunoides, Pueraria javanica,
Pueraria phaseoloides, Centrocema pubescens, Psophocarphus palustries, dan Mucuna cochinchinensis.
Penyiangan (pengendalian gulma)
Upaya pengendalian gulma telah
dilaksanakan dengan menanami tanah di antara tanaman kelapa sawit (gawangan)
dengan tanaman kacang penutup tanah dan membuat piringan di sekeliling tiap
individu tanaman. Bila pertumbuhan gulma tidak dikendalikan dengan baik, maka
berbagai macam gulma dapat tumbuh dengan subur dan mengganggu (menyaingi)
pertumbuhan tanaman pokok, menyebabkan keadaan kebun menjadi kotor dan lembab.
Pengendalian gulma pada tanaman menghasilkan dimaksudkan untuk mengurangi
terjadinya saingan terhadap tanaman pokok, memudahkan pelaksanaan pemeliharaan,
dan mencegah berkembangnya hama dan penyakit tertentu.
Secara garis besar jenis – jenis
gulma yang dijumpai pada perkebunan kelapa sawit dapat digolongkan menjadi :
1. Gulma
berbahaya, yaitu gulma yang
memiliki daya saing tinggi terhadap tanaman pokok, misalanya lalang (Imperata cylindrica), sembung rambat
(Mikania cordata dan M. Micrantha), lempuyangan (Panicum repens), teki (Cyperus
rotundus), serta beberapa tumbuhan berkayu diantaranya.putihani/krinyuh (Eupathorium odoratum syn. Chromolaena
odorata), harendong (Melastoma
malabtrichum), dan tembelekan (Lantana
camara)
2. Gulma
lunak, yaitu gulma yang
keberadaannya dalam budi daya tanaman kelapa sawit dapat di toleransi, sebab
jenis gulma ini dapat menahan erosi tanah, kendati demikian pertumbuhannya
harus dikendalikan. Yang termasuk gulma lunak misalnya babadotan/wedusan (Ageratum conyzoides), rumput kipahit (Paspalum conjugatum), pakis (Nephrolepis biserata), dan sebagainya.
Pengendalian gulma dapat dilakukan
dengan beberapa cara, antara lain sebagai berikut :
1. Pengendalian
gulma secara manual, yaitu
pengendalian gulma dengan menggunakan peralatan dan upaya pengendalian secara
konvensional, misalnya dibabad, dibongkar dengan cangkul, digarpu dan
sebagainya.
2. Pengendalian
gulma secara kimia, yaitu pengendalian
gulma dengan menggunakan herbisida, baik yang bersifat kontak maupun sistemik.
3. Pengendalian
Secara kultur teknis,yaitu
pengendalian gulma dengan menggunakan tanaman penutup tanah jenis kacangan.