Pada pembiakan secara kultur jaringan,
bahan tanaman kelapa sawit dapat diperoleh dalam bentuk bibit atu klon hasil
pembiakan secara kultur jaringan (tissue
culture). Pengembangan kelapa sawit sistem kultur jaringan dimaksudkan
untuk mengatasi kelemahan yang terdapat pada bahan tanaman kelapa sawit yang
berasal dari biji yang umumnya memiliki keragaman dalam produksi, kualitas
minyak, pertumbuhan vegatatif, dan ketahanan terhadap hama – penyakit. Bibit
kelapa sawit yang diperoleh dengan sistem kultur jaringan ini disebut dengan
klon kelapa sawit.
Pembuatan bibit klon dengan sistem
kultur jaringan menggunakan bahan pembiakan yang berasal dari tanaman hasil
persilangan antara Deli Dura dan Pisifera yang memiliki sifat – sifat unggul,
yakni produksinya tinggi, pertumbuhan vegetatif seragam, kualitas minyak baik,
dan toleran terhadap hama dan penyakit.
Keuntungan pembiakan kelapa sawit
dengan sistem kultur jaringan di antaranya adalah sebagai berikut :
1. Pembiakan suatu varietas unggul melalui sistem
kultur jaringan berjalan dengan cepat, tidak terlalu tergantung pada musim dan
dapat dilaksanakan dengan sistem produksi bibit yang terkendali.
2. Pengendalian sistem produk (bibit klon) secara
menyeluruh sehingga produk (bibit) yang dihasilkan seragam.
3. Penyimpanan plasma nutfah untuk tujuan produksi
dan bank gen dapat dilakukan secara efektif dan efisien.
4. Perbanyakan pohon yang toleran terhadap beberapa
penyakit yang bersifat genetis dapat dilakukan secara mudah, misalnya penyakit crown disease, genetic orange spotting,
dsb.
5. Program pemuliaan dapat dipersingkat karena pohon
terpilih dari hasil pemuliaan langsung dapat diperbanyak secara vegetatif.
Proses atau langkah – langkah
pembiakan kelapa sawit dengan sistem kultur jaringan secara garis besarnya
adalah sebagai berikut :
a. Bahan
Kultur jaringan
Bahan
kultur jaringan menggunakan pohon induk yang dipilih dari hasil persilangan
pohon ibu dan pohon bapak tebaik dari varietas Deli Dura X Pisifera. Kriteria
pemilihan pohon induk yang akan digunakan sebagai sel-sel pembiakan atau ortet adalah sebagai berikut :
1). Persilangan
terpilih harus berproduksi 7 -9 ton minyak sawit/hektar/tahun dan pohon yang
dipilih memiliki potensi produksi 9 – 11 ton minyak/hektar/tahun.
2). Kandungan asam lemak tidak jenuh di atas 54%
3). Bebas penyakit tajuk (crown disease).
4). Peninggian pohon berkisar antara 40 – 55 cm
per tahun.
b. Media
Media
untuk tempat menumbuhkan sel – sel pembiak adalah komponen yang tersusun dari
senyawa kimia yang mampu mendukung perkembangan dan pertumbuhan jaringan. Media
tumbuh ini terdiri atas unsur – unsur hara makro, mikro, protein, vitamin,
mineral, dan hormon pada dosis tertentu sehingga memberikan hasil optimum bagi
perkembangan jaringan.
c.
Metode
Seperti
telah dikemukakan di atas, perbanyakan bahan tanaman melalui kultur jaringan
dapat menggunakan teknologi Inggris (Unilever) atau teknologi perancis (CIRAD –
CP). Metode pembiakan kultur jaringan yang dilaksanakan oleh PPKS Medan adalah
metode CIRAD – CP yang dilaksanakan melalui lima tahap kegiatan sebagai
berikut.
1. Induksi Kalus
Bahan biakan adalah daun kelapa sawit
yang manis muda (daun ke – 4, ke – 5, ke – 6 atau ke – 7) dan masih aktif. Daun
Kelapa sawit tersebut diiris melintang berukuran 1 cm. Dari satu pohon induk
dapat diperoleh sebanyak 1.200 bahan biakan atau eksplan.
2. Pembentukan Embrio
Waktu yang dibutuhkan untuk
pembentukan embrio dari kalus berbeda - beda, tergantung pada klon yang
digunakan.
3. Pembiakan Embrio
Embrio muda dipindahkan ke media baru
untuk pematangan sekaligus perbanyakannnya. Embrio tersebut dipelihara di dalam
ruang pembiakan dengan intensitas cahaya 1.000 gross lux suhu 270C
dan kelembaban udara 50% - 60%. Pematangan embrio membutuhkan waktu 2 – 4
bulan. Kemampuan pembiakan embrio dari setiap klon berbeda, tetapi tidak ada
hubungannya dengan jenis persilangan. Pada embrio yang sudah matang (mature) dapat ditumbuhi – pupus, embrio
juga didapat sebagai stock atau koleksi dalam tabung penyimpanan dengan teknik
krioperservasi.
4. Penumbuhan Pupus
Embrio yang terpilih untuk penumbuhan
pupus dipindahkan ke dalam media baru, dikulturkan di dalam ruang pembiakan
dengan intensitas cahaya 1.000 gross lux, suhu 300C, dan kelembaban
50 - 60%. Penumbuhan pupus membutuhkan waktu 2 - 4 bulan.
5. Penumbuhan Akar
Pupus yang tumbuh dalam satu kelompok diseleksi
untuk penumbuhan akar. Pupus yang mempunyai ukuran lebih dari 6 cm disapih dari
kelompoknya dan dimasukkan ke dalam media induksi akar. Pupus yang masih
berukuran kecil dipelihara kembali dalam media penumbuhan pupus
Tidak ada komentar:
Posting Komentar